Redmol.id Obi Selatan, 3 Maret 2025 – Ketegangan antara warga Desa Bobo dan Desa Fluk kembali memanas setelah pernyataan Pendeta Mersi Patepeluhu dalam ibadah di Desa Bobo pada 26 Februari 2025. Pernyataannya mengenai luasnya wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT IMS yang disebut lebih banyak masuk ke Desa Fluk memicu kemarahan jemaat, hingga berujung pada aksi protes di wilayah sengketa.
Pendeta Mersi, yang sebelumnya bertugas di Dusun Tabuji, Desa Baru, dikenal aktif mengkritisi berbagai persoalan desa, termasuk kebijakan pemerintah desa dan batas wilayah. Namun, keterlibatannya dalam isu tapal batas kali ini dianggap berpihak pada salah satu kelompok masyarakat, sehingga memunculkan ketegangan internal.
Dalam ibadah yang berlangsung pada hari kejadian, Pendeta Mersi menyampaikan data mengenai wilayah IUP IMS yang menurutnya lebih banyak berada di Desa Fluk. Pernyataan ini memicu emosi jemaat, yang merasa hak mereka atas wilayah tersebut terancam. Setelah ibadah selesai, sekelompok warga Desa Bobo menggelar aksi menuju perbatasan desa untuk menyampaikan keberatan mereka.
Kepala Desa Bobo, Jems Totononu dalam keterangannya kepada media, menyayangkan insiden ini dan menyebut bahwa aksi tersebut murni inisiatif Pendeta Mersi dan beberapa oknum lainnya."Kami pemerintah desa mengecam aksi tersebut. Apa yang dilakukan ibu pendeta dan kelompoknya terkesan tidak menghargai pemerintah desa. Seharusnya, jika ada persoalan terkait tapal batas, harus diselesaikan melalui jalur resmi, bukan dengan aksi yang bisa memicu konflik," ujar Kepala Desa Bobo.
Ia juga menegaskan bahwa masalah batas wilayah sudah pernah dibahas dalam berbagai pertemuan dengan pemerintah daerah, namun hingga kini belum ada keputusan final. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk tidak bertindak gegabah dan mempercayakan penyelesaian masalah ini kepada pihak berwenang.
Sementara itu, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Fluk dan masyarakat setempat meminta aparat kepolisian segera memanggil Pendeta Mersi beserta oknum yang terlibat dalam aksi tersebut untuk dimintai keterangan dan mempertanggungjawabkan perbuatannya."Kami mendesak kepolisian untuk segera turun tangan. Pernyataan ibu pendeta jelas-jelas telah memicu ketegangan di antara warga. Jika dibiarkan, situasi ini bisa semakin buruk dan berujung pada konflik terbuka," ujar salah satu tokoh masyarakat Desa Fluk.
Hingga saat ini, situasi di perbatasan Desa Bobo dan Desa Fluk masih dipantau oleh pihak kepolisian dan aparat keamanan desa. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan menunggu hasil mediasi yang akan dilakukan oleh pemerintah daerah dalam waktu dekat.
Reporter: wawan