REDMOL ID HALSEL Oleh: Sitti Nurlyanti Samwar
Indonesia kembali diguncang oleh fakta yang menyayat hati. Dalam dua bulan pertama tahun 2025 saja, aparat penegak hukum berhasil mengungkap lebih dari 6.800 kasus narkoba dengan jumlah tersangka mencapai 9.586 orang. Ini bukan angka kecil, melainkan bukti nyata bahwa persoalan narkoba di negeri ini sudah sangat mengkhawatirkan dan semakin sulit dikendalikan.
Masalah narkoba bukan lagi sekadar urusan kesehatan atau kriminal semata. Ia telah menjelma menjadi ancaman nyata bagi ketahanan bangsa. Tidak hanya menyasar orang dewasa, narkoba kini sudah menggerogoti generasi muda yang seharusnya menjadi penerus bangsa. Masa depan negeri ini berada di ujung tanduk jika penyebaran narkoba tidak segera diatasi secara serius dan menyeluruh.
Narkoba: Gejala dari Sistem Rusak
Masifnya peredaran narkoba tidak bisa dilepaskan dari sistem kehidupan yang kita anut hari ini, yaitu sistem sekuler kapitalistik—sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Dalam sistem ini, nilai-nilai moral dan spiritual dianggap tidak relevan dalam mengatur urusan negara, hukum, ekonomi, dan bahkan pendidikan.
Remaja kita dibesarkan dalam lingkungan yang membebaskan segala perilaku tanpa kontrol agama. Konten hiburan yang bebas nilai, budaya permisif, dan minimnya pengawasan keluarga serta sekolah menjadikan mereka sangat rentan terhadap pengaruh buruk, termasuk narkoba. Lebih ironis lagi, ketika anak muda mencoba mendekat pada nilai-nilai agama, mereka justru dicurigai sebagai radikal. Kajian Islam dituduh sebagai benih terorisme, padahal itulah benteng moral yang bisa menyelamatkan mereka.
Sementara itu, aparat penegak hukum yang seharusnya menjadi garda terdepan pemberantasan narkoba justru ada yang terlibat dalam jaringan peredaran narkoba. Korupsi, suap, dan penyalahgunaan wewenang menjadi bukti bahwa sistem yang kita jalankan hari ini telah kehilangan arah moral. Tidak ada nilai yang menjadi pengikat kecuali keuntungan materi. Maka wajar jika narkoba terus tumbuh subur, sebab sistem tempat kita hidup telah memberi ruang baginya.
Agama: Penjaga Moral dan Solusi Hakiki
Di tengah kegagalan sistem sekuler ini, agama hadir sebagai solusi menyeluruh dan menenteramkan. Dalam hal ini, Islam bukan sekadar aturan ritual, tapi sistem hidup yang lengkap—mengatur manusia dari urusan individu hingga negara.
Islam memandang narkoba sebagai zat haram karena merusak akal, tubuh, dan jiwa manusia. Dalam pandangan Islam, penggunaan narkoba adalah bentuk kejahatan yang harus dihukum tegas, bukan hanya direhabilitasi. Rehabilitasi tanpa hukuman hanya membuat para pengguna tidak jera, bahkan kembali mengulangi.
Islam juga memiliki sistem pencegahan yang kuat. Remaja tidak dibiarkan tumbuh liar tanpa arah. Mereka dididik sejak kecil dengan nilai iman, dijaga dari pengaruh buruk lingkungan, dan diarahkan untuk bertumbuh dalam komunitas yang sehat. Masyarakat Islam dibentuk dengan budaya amar ma’ruf nahi mungkar—saling mengingatkan dalam kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Negara dalam sistem Islam juga bukan negara netral yang hanya menjadi wasit, tapi menjadi pengatur kehidupan berdasarkan wahyu Allah. Negara punya tanggung jawab memastikan semua aspek kehidupan berjalan sesuai tuntunan agama. Mulai dari pendidikan, ekonomi, media, hingga hukum—semuanya dibangun dengan ruh keimanan.
Menolak Solusi Agama, Berarti Mempertahankan Masalah
Banyak orang menolak solusi agama karena khawatir dianggap radikal. Namun kenyataannya, tanpa agama, kita justru hidup dalam kekacauan yang terus berulang. Narkoba tidak pernah habis, korupsi tetap merajalela, remaja semakin rusak, dan moral bangsa terus merosot.
Sudah saatnya kita jujur pada diri sendiri: sistem sekuler telah gagal. Kita tidak bisa menyelesaikan masalah dengan cara yang sama yang selama ini gagal. Jika kita ingin perubahan nyata, maka kita harus memberi ruang pada agama sebagai solusi, bukan sekadar sebagai simbol di ruang privat.
Kita butuh sistem yang mendidik masyarakat dengan iman, menghukum dengan adil, dan mencegah keburukan dengan efektif. Dan semua itu telah terbukti ada dalam ajaran Islam.
Penutup
Agama bukan ancaman, agama adalah penjaga. Agama bukan sumber konflik, tapi jalan keselamatan. Ketika manusia hidup jauh dari aturan Tuhan, maka kehancuran hanya tinggal menunggu waktu. Tapi ketika manusia hidup dengan tuntunan agama, maka keselamatan dan keberkahan akan menyertai.
Agama hadir bukan untuk ditolak, tapi untuk menjadi solusi. Saatnya kembali kepada-Nya.*Reporter Abdul Aziz*