REDMOL.ID Halmahera Selatan — 2 Juni 2025
Puluhan sopir angkutan kota (angkot umum) di Kecamatan Bacan mengeluhkan buruknya pelayanan di SPBU Labuha. Keluhan ini mencuat setelah antrean panjang kendaraan yang hendak mengisi bahan bakar minyak (BBM) terjadi sejak pagi dan berlangsung hingga hampir empat jam, tanpa kejelasan.
Pantauan langsung di lokasi menunjukkan antrean kendaraan, khususnya angkot umum, mengular hingga ke badan jalan raya. Lalu lintas di sekitar SPBU pun ikut terganggu. Banyak sopir yang harus menunggu berjam-jam dalam antrean yang nyaris tidak bergerak. Mereka mengaku rugi waktu dan pendapatan harian.
Seorang sopir yang sudah berada di antrean sejak pukul 07.00 WIT mengaku frustrasi karena hingga hampir pukul 11.00 WIT belum juga mendapat giliran.
Sudah dari jam tujuh pagi saya antre, sekarang sudah hampir jam sebelas, tapi belum juga bisa isi bensin. Masalahnya katanya alat scan QR Code-nya rusak, jadi antrean tidak jalan,” kata M, salah satu sopir angkot.
Masalah Sistem yang Berulang
Menurut para sopir, kejadian ini bukan yang pertama kali. Dalam beberapa minggu terakhir, SPBU Labuha disebut kerap mengalami gangguan teknis pada alat pemindai barcode. Alat ini digunakan untuk memverifikasi QR Code dari aplikasi MyPertamina, sebagai syarat membeli BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar.
Akibat alat rusak, banyak kendaraan yang bahkan sudah masuk ke dalam area pengisian tetap tidak bisa dilayani.
Kalau alat rusak begini terus, bagaimana kita bisa kerja? Penumpang jadi tidak terlayani, penghasilan kami pun turun,” tambah sopir lainnya dengan nada kesal.
Tuntutan dan Harapan Para Sopir
Para sopir angkot umum mendesak pihak SPBU Labuha segera memperbaiki alat barcode dan menyediakan teknisi yang siap siaga jika terjadi gangguan. Mereka juga meminta pemerintah daerah, Dinas Perhubungan, dan pihak Pertamina melakukan pengawasan ketat terhadap operasional SPBU.
Kami tidak minta lebih. Cuma ingin pelayanan normal, jangan sampai alat kecil rusak, lalu seluruh aktivitas kami jadi lumpuh,” ujar seorang sopir angkot lainnya.
Mereka juga mengusulkan agar ada sistem cadangan atau metode manual sementara yang bisa digunakan jika alat digital mengalami gangguan.
Belum Ada Tanggapan dari Pengelola
Sampai berita ini diterbitkan, belum ada penjelasan resmi dari pihak SPBU Labuha mengenai penyebab pasti kerusakan alat barcode, maupun kapan akan diperbaiki. Awak media telah mencoba menghubungi pengelola SPBU, namun belum mendapat respons.
Masyarakat dan para sopir berharap agar masalah ini segera diselesaikan, mengingat BBM adalah kebutuhan penting dalam mendukung aktivitas harian dan ekonomi masyarakat, terutama mereka yang menggantungkan hidup dari sektor transportasi.
Kesimpulan
Gangguan alat barcode di SPBU Labuha membuat antrean pengisian BBM menjadi panjang dan lambat. Sopir angkot umum yang menjadi pengguna utama BBM subsidi sangat terdampak, baik secara waktu maupun penghasilan. Mereka berharap adanya perbaikan sistem, penanganan cepat, serta pengawasan pemerintah agar kejadian serupa tidak terus berulang.red