Jakarta,RedMOL.id – Sentral Koalisi Anti Korupsi Maluku Utara (SKAK-MALUT) menggelar aksi di kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Senin, 6 Januari 2025. Massa mendesak Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, untuk mengevaluasi Anggota DPR RI dari Fraksi PDI-P, Shanty Alda Nathalia, yang diduga terlibat kasus suap dan gratifikasi terkait mantan Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba (AGK).
Koordinator lapangan aksi, Ubay, dalam orasinya menyatakan bahwa Shanty Alda Nathalia, yang juga Direktur PT Smart Marsindo, diduga memberikan suap kepada AGK. Dugaan ini berdasarkan surat dakwaan KPK terhadap Abdul Gani Kasuba, yang menyebut Shanty memberikan uang pada 15 Desember 2023 kepada terdakwa.
“Kami mendesak Ketua Umum PDI-P untuk mencopot Shanty Alda Nathalia demi menjaga nama baik partai. Fakta persidangan menunjukkan ada 371 pemberi suap dalam 461 transaksi terkait TPPU AGK, salah satunya nama Shanty Alda,” tegas Ubay.
Kasus ini berawal dari penyelidikan KPK terkait dugaan suap dan gratifikasi yang melibatkan Abdul Gani Kasuba melalui Muhaimin Syarif, eks Ketua DPD Partai Gerindra Maluku. Nama Shanty Alda Natalia disebut sebagai salah satu pengusaha yang memberikan uang kepada AGK.
Shanty Alda, yang juga pernah dipanggil sebagai saksi oleh KPK, sempat mangkir pada dua jadwal pemeriksaan, yaitu 29 Januari dan 20 Februari 2024. Ia akhirnya memenuhi panggilan pada 1 Maret 2024 di Gedung Merah Putih KPK.
Wakil Ketua KPK, Asep, menyatakan pihaknya masih mendalami peran Muhaimin Syarif (MS) dalam aliran dana tersebut. “Apakah MS ini bertindak sebagai perantara suap atas perintah atau hanya sebagai broker? Hal ini sedang kami selidiki,” kata Asep, Rabu, 6 November 2024.
Aksi dari SKAK-MALUT menjadi perhatian publik, terutama karena menyeret nama anggota legislatif dari partai besar seperti PDI-P dalam kasus dugaan korupsi yang sedang ditangani oleh KPK.